Relationship (hujan) #part 1

Hampir 2 hari lamanya tetesan air langit membasahi tanah kering di kota ini, hujan. Sederet kenangan mulai mencuat dipikiranku tentang kamu,aku dan kita yang dulunya berada di satu kota yang sama namun kini saling jauh untuk menggapai mimpi masing-masing. Kuputar lagu LDR-nya bruno mars, ku aduk secangkir cappucino panas untuk menemaniku melewati malam yang dingin ini. Sial, secangkir cappucino justru membuatku semakin merindukan sosokmu.Hujan semakin deras, dingin yang menghantam tubuhku kian lekat menusuk pori-pori kulitku, rasanya aku benci hujan. Hujan selalu membawaku pada "kita" yang dulu berada dalam satu kota namun kini berjarak ribuan kilo jauhnya, dulu secangkir cappucino menemani kita disaat hujan. Saat pertama kali aku membuatkan secangkir cappucino kamu bilang kalau kamu tidak suka kopi namun karena perjuangaku yang kokoh untuk mempengaruhimu mencoba secangkir cappucino buatanku membuatmu berubah pikiran , kamu selalu menggodaku dengan berucap "kamu cocok jadi penjual kopi dek". Lalu wajah masamku akan membuatmu tertawa dengan sesekali mencubit gemas pipihku, betapa rindunya aku akan saat itu, rindu dengan ekspresi wajahmu, rindu gaya bahasamu, rindu suara tawamu, pokoknya aku rindu kamu, rindu kita, dan rindu kenangan manis kita. Pikiranku mulai kelayapan mencari alasan untuk sekedar mengganggu persiapan Final test kampusmu, namun aku takut kamu akan mengabaikan gangguan dariku seperti waktu itu. Ya, aku paham kamu orang yang ulet dan tekun soal pendidikan, kamu pun tau itu adalah salah satu alasan yang membuatku jatuh cinta padamu. Bagaimana ini, pertahananku mulai roboh, mataku terasa pedas seperti sedang memotong bawang. Aku merasa kini pipihku mulai dingin oleh air mata walau mungkin orang tidak akan bisa mendengar suara tangisku karena riuhnya suara hujan, namun aku tetap tidak ingin menangis, dan semakinku sekat air mata ini justru semakin kuat menetes, aku tidak ingin menghakimimu karna tidak memberiku kabar seharian namun tidakkah kamu peka sebagai seorang laki-laki? Tolonglah, aku benci jika harus memaksamu peka dengan rasa sakitku karna menahan rindu yang tidak berujung ini. Hey kamu, bagaimana dengan kamu? Apa kamu tidak merindukan aku juga(?)  sehingga kamu terlihat begitu tenang dengan pertahanan kokohmu untuk tidak memberi kabar padaku atau mungkin kamu sudah tidak lagi mencintaiku?, aku mulai takut bahwa apa yang aku pikirkan adalah benar adanya, jadi tolong berhentilah membuat tembok pembatas dengan alasan "aku ingin fokus final test dulu" itu sungguh keterlaluan untuk pasangan seperti kita, pasangan yang orang bilang "penuh dengan silat lidah" ayolah kamu harus berjalan bersamaku untuk menunjukkan mereka salah dan kita adalah pemenang, jadi hubungi aku sekarang juga. Bernyanyilah untukku sampai aku terlelap dalam mimpi, ucapkan mantra-mantramu yang membuat hatiku semakin luluh. Ah, sudahlah jam dinding dikamarku dengan kasarnya menunjukkan jika sekarang sudah jam 2 pagi namun hujan masih setia untuk tetap jatuh, tentu saja aku kalang kabut karna terlalu sibuk memikirkanmu aku sampai lupa waktu, juga lupa besok aku kuliah pagi. Mataku mulai lelah sepertinya aku akan lelap sekali setelah ini, ah masa bodohlah dengan kuliah pagiku toh aku juga mungkin tidak akan sanggup menjawab pertanyaan dari teman-temanku mengapa mataku bengkak seperti orang yang tengah sakit mata.

"Jarak ini tidak akan mampu mengalahkan aku untuk tetap berjuang bersamamu, aku yang akan mengalahkan jarak karena mimpi aku adalah kita"